Covid 19, atau yang
kerap disebu Virus Corona. Sejak awal Maret 2020 wabah ini mulai masuk ke
wilayah Indonesia. Dengan masuknya Virus Corona ini memberikan dampak secara
tidak langsung di Indonesia dan yang paling terasa adalah pada bidang
perekonomian. Gangguan rantai suplai global, melemahnya permintaan dan layanan ekspor-impor, serta menurunnya
aktivitas bisnis di berbagai negara, disebabkan oleh penyebaran virus Corona
(Covid-19).
Dampak
di perekonomian Indonesia sendiri, salah satu faktor dari virus corona yaitu
melemahnya nilai rupiah terhadap kurs dollar yaitu mencapai 16000/ $US. Bahkan, laporan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) menunjukkan terjadi penurunan dalam beberapa minggu terakhir. Indeks Harga Saham Gabungan merupakan salah satu
indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia.
Menurut
Ketua Umum BPD HIPMI, Jaya Afifuddin Suhaeli Kalla mengatakan bahwa dari sisi
perdagangan, pengusaha bisnis bisa mengalami kerugian hingga 20% untuk setiap sektor
usaha. Sektor yang paling terkena dampak dari pandemic Covid-19 ini adalah pada
perdagangan dan logistik pengiriman barang. Hal tersebut dikarenakan banyak
pengusaha yang mengandalkan bahan baku yang diimpor dari Negara lain. Ditambah, pengurangan aktivitas di jalur
perdagangan luar negeri membuat cost logistik membengkak.
China
merupakan Negara eksportir terbesar di dunia. Indonesia sering mengimpor barang
dari China dan China pun merupakan salah satu mitra dagang terbesar yang ada di
Indonesia. Dengan adanya pandemic Corona menyebabkan perdagangan china memburuk
sehingga mempengaruhi perdagangan di berbagai negara termasuk di Indonesia.
Penurunan permintaan bahan mentah dari China seperti batu bara dan kelapa sawit
akan mengganggu sektor ekspor di Indonesia yang juga akan menyebabkan penurunan
harga komoditas dan barang tambang.
Virus
Corona juga berdampak pada sector pariwisata. Penyebaran virus corona
menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia berkurang. Sektor – sector penunjang
pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail pun akan terpengaruh
dengan adanya virus Corona. Penyebaran Virus Corona ini juga berdampak pada sector
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) seperti toko oleh – oleh karena
wisatawan yang dating ke suatu destinasi wisata biasanya akan membeli oleh –
oleh.
Pada sektor
konsumsi yang selama ini berkontribusi hingga lebih dari 50% PDB akan melemah.
Daya beli masyarakat pun semakin merosot dengan adanya pandemic corona ini. Kondisi pertumbuhan ekonomi tersebut akan lebih rendah
dari kondisi saat terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2009, dengan
pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,14%.
Hadirnya
wabah covid 19 ini memberikan dampak secara sistemik terhadap kondisi ekonomi
Indonesia. Terganggunya suplai bahan baku industri manufaktur serta menurunnya
jumlah wisatawan di Indonesia akan berdampak krisis pada pemasukan Negara.
Piter
Abdullah Redjalam, seorang ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on
Economics (CORE) menghawatirkan jika pemerintah tidak bergerak cepat mengatasi
penyebaran virus Corona ini maka akan
menyebabkan Indonesia mengalami krisis ekonomi berkepanjangan.
Kendati begitu, Piter mangatakan bahwa Indonesia berpotensi
mengalami krisis ekonomi, apabila terjadi faktor-faktor berikut, yakni suatu
perekonomian dikatakan krisis apabila mayoritas pelaku ekonomi dihampir semua
sektor tidak bisa melakukan aktivitas ekonomi secara baik, semua indikator
ekonomi mengalami perkembangan negatif.
Beberapa langkah yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi
dampak dari virus Corona ini adalah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate
(BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4.75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25
bps menjadi 4.00% dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5.50%.
Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di
tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global sehubungan dengan
terjadinya Covid-19.
0 komentar:
Posting Komentar