0

Review Jurnal “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Jerawat di Wajah dengan Metode Certainty Factor”



Penulis : Ketut Arlin Aryani, Dewa Gede Hendra Divayana, I Made Agus Wirawan
ISSN 2089 – 8673 | ISSN 2548-4265 (Online)
Volume 6, Nomor 2, Juli 2017



Latar Belakang

Pada bagian ini, penulis menjelaskan secara ringkas latar belakang permasalahan dan solusi yang dapat dilakukan dalam bentuk teknologi berbasis sistem pakar. Permasalahan pada hal ini adalah mengenai penyakit jerawat pada masyarakat yang dapat menyebabkan gangguan psikologis dan pengembangan kepribadian dalam tahap tumbuh kembang seperti kurang percaya diri, malu hingga harga diri rendah.
Sedikitnya tingkat kesadaran para penderita jerawat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang penyakit jerawat dan juga keterbatasan waktu dan biaya untuk konsultasi ke dokter spesialis. Selain itu juga Keterbatasan dokter/pakar masing-masing bidang menyebabkan masyarakat kesulitan dalam melakukan konsultasi kesehatan. Melakukan face to face dengan dokter spesialis memakan banyak waktu karena harus mengantri akibat minimnya ketersediaan Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah media informasi kepada penderita jerawat yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai jenis jerawat, tingkat kelompok jerawat, saran mengatasi penyakit jerawat berdasarkan tingkatannya, dan informasi umum mengenai penyakit jerawat. dokter spesialis dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Semakin berkembangnya teknologi yang sangat pesat, hasil dari pemikiran dan pelatihan pakar dapat diadopsi dengan menggunakan teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), khususnya sistem pakar.

Tujuan Penulis

Penulis membuat penelitian ini bertujuan untuk :

(1) Menghasilkan sebuah sistem pakar diagnosis penyakit jerawat di wajah dengan metode certainty factor.
(2) Mengetahui tingkat akurasi sistem pakar diagnosis penyakit jerawat di wajah dengan metode certainty factor.

Penelitian ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan jerawat yang dialami oleh masyarakat sehingga dapat menjadi sebagai langkah pencegahan dini untuk mencegah penyakit jerawat menjadi semakin meradang. Selain itu, sistem ini dapat membantu dokter untuk mendiagnosa pasien dan dapat menyimpan hasil rekam medis pasien sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian treatment selanjutnya.

Metode Penelitian

Dalam pengembangan Sistem pakar ini menggunakan mesin inferensi forward chaining dan backward chaining serta metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah certainty factor. Metode ini dapat membantu dalam menyatakan nilai kepastian sebuah fakta atau hipotesis berdasarkan bukti atau penilaian pakar. Pakar yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah dr. Anak Agung Ngurah Wandy Mastika. Sistem ini hanya membatasi 6 jenis penyakit jerawat vulgaris (acne vulgaris) dan 3 tingkat keparahan jerawat (grading sistem by James and Tisserand). Sistem ini nantinya akan mengeluarkan output berupa informasi mengenai tingkatan jerawat berdasarkan jenis penyakit yang dialami berikut dengan persentase jenis jerawatnya serta solusi penanganan masalah jerawat berdasarkan tingkatan jerawatnya.

Pembahasan

Pada penelitian ini, penulis mengangkat permasalahan jerawat pada masyarakat. Jerawat adalah penyakit yang sangat kompleks dengan unsur pathogenesis melibatkan cacat pada epidermis keratinisasi, sekresi androgen, fungsi sebaceous, pertumbuhan bakteri, peradangan, dan imunitas. Jerawat umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri.Jerawat ini merupakan salah satu penyakit kulit yang dapat timbul akibat pengaruh iklim tropis. Lalu penulis disini juga membahas pengertian dari sistem pakar itu sendiri yaitu suatu sistem yang berusaha mengadopsi kemampuan pakar ke dalam suatu komputer sehingga kamputer seolah-olah mampu bekerja seperti layaknya seorang pakar dalam memecahkan suatu permasalahan dalam domain tertentu berdasarkan basis pengetahuan dan motor inferensi.
Lalu disini juga penulis membahas tentang pembuatan sistem pakar diagnosis penyakit jerawat. Namun disini hanya membahas 6 jenis dari penyakit jerawat saja disertai dengan 3 tingkatannya. Lalu juga disini penulis memaparkan langkah – langkah diagnosis penyakit jerawat  ini dengan baik. Dan untuk implementasi dari sistem pakar ini dibuat dalam bentuk web yang di desain sangat menarik dan juga pengelompokan halaman pada web disusun dengan baik. Namun pada bagian implementasi ini hanya menampilkan informasi gejala – gejala terhadap setiap jenis penyakit jerawat saja dan tidak memaparkan solusi apa yang harus kita lakukan dalam menanganinya dan hanya menampilkan perawatan secara umum saja.

Kesimpulan

Jadi kesimpulannya yaitu penelitian tentang sistem pakar diagnosis penyakit jerawat ini dibuat dengan metode Certainty Factor (CF) untuk mendapatkan hasil diagnosis yang sesuai dengan pengetahuan yang dihimpun dari seorang pakar yaitu dr. Anak Agung Ngurah Wandy Mastika. Sistem pakar ini memiliki 23 gejala dan mampu mendiagnosis 6 jenis penyakit jerawat di wajah serta 3 tingkat keparahan jerawat. Sistem Diagnosis Penyakit Jerawat di Wajah dengan Metode Cetainty Factor. Lalu implementasi dari sistem pakar ini berbasis web dengan penyusunannya sudah cukup baik namun pada web ini pada saat memaparkan hasil diagnosis tidak memaparkan solusi yang harus dilakukan dan hanya memaparkan perawatan secara umum saja.

Saran

Jadi dari kesimpulan diatas, dapat disarankan bagi penulis untuk menambahkan lebih banyak lagi jenis penyakit jerawat dan juga disertai gejala yang lebih unik dari masing – masing jenis tersebut untuk menghindari kesalahan diagnosis dalam sistem pakar. Selain itu juga diharapkan dapat memaparkan solusi bagi setiap jenis penyakit jerawat tersebut. Dan untuk pembaca juga diharapkan untuk tetap dapat menemui dokter spesialis kulit untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih jelas lagi tentang penyakit jerawat.

Daftar Pustaka

Aryani, K. A, Divayana, D. G. H.,Wirawan I. M. A.(2017). Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Jerawat di Wajah dengan Metode Certainty Factor.6.96-106.


0

Sistem Pakar

Berikut ini adalah pembelajaran tentang Sistem Pakar yang berisi :

1. Pengertian sistem pakar
2. Tujuan sistem pakar
3. Manfaat sistem pakar
4. Penerapan sistem pakar di berbagai bidang
5. Kesimpulan


Semuanya dapat dilihat pada video di link berikut : 



Sumber :

https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-tujuan-dan-struktur-sistem-pakar.html

https://dosenit.com/kuliah-it/sistem-informasi/pengertian-sistem-pakar

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pakar

https://www.google.co.id/amp/s/naynaimah.wordpress.com/2013/12/29/contoh-sistem-pakar-dan-penerapannya/amp/
0

Teknologi Sistem Cerdas dan Artificial Intelligence

berikut ini adalah pembelajaran tentang Teknologi Sistem Cerdas dan Artificial Intelligence antara lain :
1. Pengertian Teknologi Sistem Cerdas
2. Pengertian Artificial Intelligence
3. Perbedaan Kecerdasan Alami dan Kecerdasan Buatan
4. Sejarah dibuatnya AI
5. Contoh - Contoh Sistem Cerdas
6. Kesimpulan

Untuk lebih lengkapnya bisa di lihat di video pada link berikut :



Daftar Pustaka
https://www.igi-global.com/dictionary/intelligent-system/15045
https://dosenit.com/kuliah-it/teknologi-informasi/pengertian-teknologi-menurut-para-ahli
https://pendidikanmu.com/2015/04/pengertian-kecerdasan-buatan-menurut-para-ahli.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
https://www.livescience.com/49007-history-of-artificial-intelligence.html
http://abduladjisnasamalik.blogspot.com/2016/11/mengenal-3-contoh-sistem-cerdas-dalam.html
http://ifindri03.blogspot.com/2016/11/3-contoh-sistem-cerdas.html




0

Review Film Ex Machina


Dari film Ex Machina yang saya sudah tonton, AI sebenarnya sangat berguna untuk manusia dalam mengerjakan tuganya agar lebih mudah.  Karena AI pun dapat berkembang terus dan bisa saja kecerdasannya ini melebihi manusia. 
Namun dengan adanya AI ini, kita juga tidak boleh lalai. Karena jika kita terlalu menggantungkan diri kita pada teknologi, AI tersebut bisa saja menjadi diluar ekspektasi kita dengan kecerdasaannya yang mampu mempelajari hal baru.  Bahkan bisa juga nanti AI ini yang menguasai manusia.

0

MANAJEMEN KATALOG PELAYANAN ( SERVICE KATALOGUE MANAGEMENT)


PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP

Manajemen katalog layanan menyediakan dasar untuk manajemen layanan TI yang berfokus pada pelanggan, yang membantu memastikan bahwa penawaran layanan TI selaras dengan kebutuhan bisnis. Hal ini dilakukan dengan memberikan informasi yang jelas dan konsisten mengenai layanan dalam bahasa yang akan dimengerti oleh pelanggan dan dalam format yang ingin digunakan oleh pelanggan, sehingga memungkinkan dialog konstruktif tentang layanan TI di mana semua pihak memiliki pemahaman bersama tentang apa yang sedang dibicarakan. Layanan manajemen katalog, melalui produksi dan pemeliharaan katalog layanan teknis, menyediakan sumber informasi teknis yang memungkinkan penyedia layanan TI untuk mengelola layanan secara lebih efektif.
Informasi dalam katalog layanan memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pengiriman layanan TI berdampak pada bisnis serta risiko dan kerentanan yang perlu dikelola oleh penyedia layanan TI. Ini menyediakan manajemen tingkat layanan dengan sumber informasi untuk pelaporan kepada pelanggan kinerja, biaya dan masalah layanan lainnya dan memberikan manajemen pemasok dengan dasar yang kuat untuk negosiasi kontrak dengan pemasok. Mengintegrasikan katalog layanan dengan database manajemen konfigurasi (CMDB) menyediakan mekanisme untuk menghubungkan aspek penyediaan layanan yang berorientasi ke luar, berfokus pada bisnis dengan aspek internal yang berfokus secara teknis pada manajemen Pelayanan. Ketentuan dan pengelolaan katalog layanan itu sendiri merupakan layanan yang disampaikan oleh penyedia layanan TI, dan dengan demikian harus mencakup semua elemen layanan termasuk SLA antara TI dan pelanggan yang menggunakannya.
Secara umum, manajemen katalog layanan memiliki dua elemen:
• Desain awal dan pengembangan katalog layanan: konten dan strukturnya, hubungannya dengan sisa portofolio layanan, khususnya transfer layanan dari pipeline layanan, hubungan dengan database manajemen konfigurasi, proses, akuntabilitas dan tanggung jawab untuk menjaganya tetap terbaru, audit, dll.
• Manajemen berkelanjutan katalog layanan: mengelola informasi dalam katalog layanan untuk tetap up to date, lengkap dan akurat seiring perubahan lingkungan bisnis dan teknis, berkoordinasi dengan perubahan pada portofolio layanan lainnya dan database manajemen konfigurasi, mengelola ketersediaan, keamanan, dan kinerja.



MAKSUD DAN TUJUAN

Menjaga katalog layanan tetap terbaru, akurat, dan lengkap tidak terjadi secara kebetulan. Ini perlu dikelola. Di ITIL, tujuan dari proses manajemen katalog layanan adalah untuk memastikan bahwa katalog layanan terbaru dikembangkan dan dipelihara.
Tujuan manajemen katalog layanan adalah untuk membuat dan memelihara katalog layanan dari semua layanan yang saat ini disampaikan atau siap dikirimkan oleh penyedia layanan TI. Manajemen katalog layanan harus memastikan bahwa katalog layanan memenuhi fungsionalitas yang disepakati, kegunaan, aksesibilitas, ketersediaan, dan persyaratan kinerja semua orang yang perlu menggunakannya.
Tujuan manajemen katalog layanan adalah:
• untuk mengelola informasi dalam katalog layanan, memastikan keakuratannya dalam hal karakteristik layanan langsung dan mereka yang dipersiapkan untuk operasi langsung sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan;
• untuk memastikan bahwa katalog layanan dapat diakses dengan tepat oleh pengguna yang berwenang;
• untuk memastikan bahwa ketergantungan dan antarmuka layanan akurat dan mendukung penggunaan katalog layanan oleh proses manajemen layanan lainnya.




KEGIATAN UTAMA

Desain katalog layanan

Katalog layanan, bagian penting dari portofolio layanan, adalah sumber utama informasi tentang layanan yang disampaikan atau yang akan disampaikan oleh penyedia layanan TI.
karena ini adalah layanan pelanggan, katalog layanan harus menyertakan informasi yang penting dan menarik langsung kepada pelanggan. Ini akan mencakup informasi seperti:
• rincian layanan dan penawaran produk;
• ketersediaan;
• layanan dukungan;
• pengaturan dukungan;
• kebijakan utama;
• syarat dan ketentuan;
• Tingkatan Jasa Persetujuan;
• biaya dan harga;
• pemesanan dan pembatalan;
• rencana masa depan utama (misalnya di mana ada rencana yang ada untuk menghentikan, mengganti atau mengganti layanan).

Katalog layanan secara keseluruhan melayani dua tujuan. Pertama, ia memberikan informasi tentang layanan kepada pelanggan dari penyedia layanan TI dengan cara yang memungkinkan pelanggan untuk memahami dan membuat keputusan tentang layanan yang digunakan atau mungkin ingin digunakan. Kedua, ini adalah sumber informasi utama untuk penyedia layanan TI pada layanan yang ditawarkan kepada pelanggannya.

Katalog Layanan Bisnis

Sebagai sarana utama untuk komunikasi antara penyedia layanan TI dan pelanggannya, katalog layanan bisnis harus mudah digunakan seperti halnya katalog surat pesanan yang baik. Katalog layanan bisnis akan melayani tujuan terbaiknya jika memenuhi persyaratan pengguna, dan ini berarti terlibat dengan pengguna komunitas dalam pengumpulan dan desain kebutuhan. Jika layanan bisnis
katalog memang memenuhi kebutuhan pelanggan, mereka kemungkinan tidak akan menggunakannya.
Apa yang sering menjadi sumber kebingungan adalah bahwa apa yang dilihat pelanggan sebagai layanan tunggal kemungkinan besar dilihat oleh penyedia layanan TI sebagai campuran layanan, dengan layanan inti yang didukung oleh layanan pendukung (lihat Gambar 12.1).



Desain katalog layanan bisnis selalu menyeimbangkan antara terlalu banyak dan terlalu sedikit informasi. Terkadang ada kecenderungan untuk dimasukkan
informasi karena mungkin berguna. Poin utamanya adalah untuk mengingat siapa yang diharapkan untuk menggunakannya. Beberapa pelanggan mungkin memiliki waktu untuk membajak ratusan halaman detail halus, tetapi sebagian besar tidak akan memiliki waktu maupun kecenderungan untuk melakukannya. Jawabannya adalah singkat dan to the point, hindari jargon dan akronim dan bertujuan untuk kemudahan pemahaman daripada mencoba untuk mengesankan pelanggan dengan kecemerlangan teknis.

Katalog Layanan Teknis

Bagian dari katalog layanan ini berisi detail layanan dari sebuah Perspektif TI, termasuk deskripsi layanan dalam istilah TI bersama dengan rincian komponen kunci atau item konfigurasi (CI) yang membentuk layanan dan hubungan di antara mereka.
Seperti halnya katalog layanan bisnis, mudah untuk memasukkan terlalu banyak hal detail pada katalog layanan teknis. Poin penting dalam desainnya adalah untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana katalog layanan teknis akan digunakan, mengingat bahwa lebih banyak informasi pada umumnya berarti pemeliharaan dan biaya manajemen yang lebih tinggi.
Mendata semua staf teknis yang mendukung layanan mungkin memiliki beberapa manfaat, tetapi orang-orang datang dan pergi, mengubah peran, dipromosikan, dan sebagainya, dan detail semacam ini dengan mudah menjadi ketinggalan zaman.

HUBUNGAN DENGAN PROSES MANAJEMEN LAYANAN LAINNYA

Manajemen portofolio layanan

Katalog layanan adalah bagian dari portofolio layanan yang berisi informasi tentang layanan yang saat ini disampaikan oleh penyedia layanan TI atau siap untuk beralih ke transisi ke operasi langsung. Dengan kata lain, mereka adalah layanan di
tahap dalam siklus hidup layanan mereka di mana mereka akan menjadi minat langsung kepada pelanggan.
Manajemen katalog layanan dan manajemen portofolio layanan harus berfungsi bersama-sama untuk menyetujui kapan dan bagaimana layanan dalam jaringan layanan akan ditransfer ke katalog layanan. Ini memerlukan pemantauan status layanan melalui desain layanan untuk siap memperbarui katalog layanan ketika layanan siap untuk transisi ke operasi langsung

Pengelolaan aset dan konfigurasi layanan

Dalam organisasi dengan database manajemen konfigurasi yang komprehensif (CMDB), semua bagian dari katalog layanan harus menjadi bagian terintegrasi dari CMDB, yang sebaliknya akan menyimpan informasi duplikat pada CI dan hubungan yang sudah ada dalam katalog layanan. Jika layanan masing-masing didefinisikan sebagai CI, sebagai bagian dari hirarki layanan, adalah mungkin untuk menghubungkan insiden dan perubahan pada layanan yang terpengaruh. Ini juga menyediakan informasi untuk kapasitas dan manajemen ketersediaan dan membantu manajemen kontinuitas layanan melakukan analisis dampak bisnis. Ini juga menyediakan dasar untuk pemantauan dan pelaporan layanan.

Manajemen Keuangan

Katalog layanan menyediakan manajemen keuangan dengan informasi tersebut
diperlukan pada permintaan layanan untuk pemodelan, pengambilan keputusan dan kontrol. Hal ini tidak hanya memungkinkan penganggaran dan perencanaan yang lebih baik, tetapi juga mendukung pembandingan komparatif terhadap penyedia lain.
Harus diingat bahwa pelanggan mengharapkan bahwa semua layanan dalam katalog layanan bisnis tersedia untuk digunakan dan begitu, begitu layanan telah pindah ke katalog layanan, itu harus tersedia bagi pelanggan yang memintanya.
Manajemen keuangan memiliki peran yang jelas dalam kegiatan ini.

Manajemen Hubungan Bisnis

Proses manajemen hubungan bisnis mendefinisikan hubungan layanan-ke-pelanggan dan bagaimana layanan tersebut memenuhi kebutuhan pelanggan.
Manajemen tingkat layanan
Manajemen tingkat layanan memberikan rincian tingkat jaminan layanan untuk dimasukkan dalam katalog layanan.
Peran
Tanggung jawab manajer katalog layanan termasuk memastikan bahwa:
• semua layanan dalam operasi dan layanan baru yang beralih ke transisi dicatat dengan benar dalam katalog layanan;
• layanan yang sudah pensiun dihapus dari katalog layanan pada waktu yang tepat;
• Katalog layanan dipertahankan agar akurat, lengkap, dan terbaru;
• katalog layanan terus melayani kebutuhan mereka yang perlu menggunakannya.




Daftar Pustaka : Brewster, Ernest, Richard Griffiths, Aidan Lawes dan John Sansbury. 2012. IT Service Management. Chippenham : BCS

0

STRATEGI PELAYANAN (SERVICE STRATEGY)


Pendahuluan

Tujuan strategi layanan adalah menawarkan layanan yang lebih baik daripada kompetisi. Anda harus mengalahkan oposisi untuk bertahan hidup. Jadi strategi layanan tidak hanya tentang strategi untuk layanan individual saat ini, tetapi juga tentang memposisikan penyedia layanan TI untuk jangka panjang. Juga termasuk desain, pengembangan, dan implementasi manajemen layanan sebagai landasan untuk tata kelola yang baik dan sebagai bagian dari basis aset strategis organisasi.

Pemerintahan

Konsep pemerintahan sangat penting bagi operasi dan pengelolaan yang sehat dari semua organisasi yang sehat. Ini mencakup berbagai kebijakan, proses dan struktur yang ditetapkan oleh manajemen senior untuk memastikan kelancaran dan pengendalian yang efektif dari organisasi.
Standar internasional untuk tata kelola TI, ISO / IEC 38500: 2008, 'menyediakan kerangka kerja bagi tata kelola TI yang efektif untuk membantu mereka yang berada pada tingkat tertinggi organisasi untuk memahami dan memenuhi hukum, peraturan dan etika mereka. kewajiban berkenaan dengan penggunaan organisasi mereka atas IT ’. Kerangka kerja ini menetapkan enam prinsip untuk tata kelola perusahaan yang baik dari TI, yang meliputi tanggung jawab, strategi, akuisisi, kinerja, kesesuaian dan perilaku manusia, memperjelas bahwa tata kelola TI lebih dari sekadar proses dan kontrol TI. TI adalah bisnis layanan, dan penerapan praktik manajemen layanan ITIL adalah cara yang efektif untuk mengatasi tata kelola TI. Peningkatan layanan berkelanjutan membantu bisnis mencapai nilai yang lebih besar dan tingkat efisiensi yang lebih tinggi sambil menyesuaikan dengan standar seperti ISO / IEC 20000 dan batasan eksternal seperti Sarbanes – Oxley (SOX).

Risiko

Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan peristiwa yang dapat menyebabkan kerugian atau kerugian, atau mempengaruhi kemampuan untuk mencapai tujuan. Risiko juga dapat didefinisikan sebagai ketidakpastian hasil.
Manajemen risiko yang efektif membutuhkan kerangka kerja yang konsisten di mana risiko diidentifikasi dan dianalisis dan langkah-langkah yang tepat diberlakukan untuk menghadapinya.

Proses Kunci

Proses kunci dalam strategi layanan adalah:
• manajemen hubungan bisnis
• Manajemen keuangan untuk layanan TI
• manajemen portofolio layanan
Jenis – Jenis Penyedia Layanan IT

Penting untuk mengenali bahwa ada berbagai jenis penyedia layanan TI, dan bahwa meskipun semua akan memiliki kesamaan dalam kaitannya dengan manajemen layanan, akan ada aspek-aspek unik, misalnya yang menyangkut hubungan komersial dengan pelanggan dan bisnis yang dilayani oleh penyedia.
Ini membantu menyederhanakan kerumitan ini dan mengidentifikasi sejumlah kecil jenis penyedia yang mewakili variasi yang lebih luas di pasar. Penyederhanaan ini mengarah ke tiga jenis berikut:
          Tipe I - Penyedia layanan internal: Ini adalah unit TI internal pada umumnya diposisikan dalam unit-unit bisnis yang mereka layani, meskipun umum bagi unit TI berskala kecil ini untuk dikonsolidasikan ke dalam departemen TI perusahaan yang harus menyeimbangkan kepentingan, tuntutan, dan prioritas perusahaan organisasi terhadap unit bisnis individu.
          Tipe II - Unit layanan bersama: Di sinilah berbagai fungsi, yang dianggap sebagai non-inti untuk bisnis, dikelompokkan bersama menjadi unit layanan bersama perusahaan. Fungsi yang terlibat biasanya adalah IT, Keuangan dan SDM, kadang-kadang dengan layanan hukum, logistik, dan manajemen fasilitas.
          Tipe III - Penyedia layanan eksternal: Ini adalah entitas komersial terpisah dari bisnis yang di layani, dan beroperasi sebagai bisnis yang kompetitif di pasar.

Empat Ps Strategi

Setelah mempertimbangkan pendekatan strategis penyedia layanan TI terhadap pasar, bagian berikutnya dari persamaan strategis adalah pendekatan penyedia layanan TI untuk strategi layanan. Ini dapat dianalisis dalam empat Ps:
          Strategi sebagai Perspektif: Ini berkaitan dengan visi, arah, dan filosofi penyedia layanan TI untuk melakukan bisnis dengan pelanggannya.
          Strategi sebagai Posisi: Ini menjelaskan strategi dalam hal layanan TI  pendekatan umum penyedia untuk penawaran layanannya (mis. nilai tinggi atau biaya rendah, penekanan pada utilitas atau jaminan).
          Strategi sebagai Rencana: Ini menggambarkan strategi sebagai rencana yang menunjukkan bagaimana TI penyedia layanan akan pindah dari tempatnya sekarang ke tempat yang diinginkan.
          Strategi sebagai Pola: Ini menggambarkan strategi sebagai cara yang konsisten untuk membuat keputusan.

Manajemen Layanan Sebagai Aset Strategis

Ada dua komponen strategi layanan. Strategi layanan jelas tentang mengembangkan strategi untuk pengiriman layanan tertentu, tetapi ada juga yang pengembangan manajemen layanan sebagai kompetensi untuk menyediakan layanan sebagai bagian dari strategi bisnis dan sebagai dasar untuk pemerintahan yang baik. Aset strategis adalah aset yang memberikan dasar bagi kompetensi inti, yang khas kinerja, keunggulan yang tahan lama, dan kualifikasi untuk berpartisipasi dalam peluang bisnis.
Manajemen layanan menyediakan kerangka kerja di mana nilai dikirimkan ke pelanggan dalam bentuk layanan spesifik yang diwakili secara kolektif dalam katalog layanan.

Mengembangkan Strategi untuk Layanan Khusus

Dalam hal pengembangan strategi untuk penawaran layanan khusus, kuncinya
elemen terkait dengan serangkaian kegiatan yang melibatkan:
• memahami pelanggan dan cara TI dapat memberikan nilai kepada mereka;
• memahami hasil yang diinginkan pelanggan dari layanan dan bagaimana layanan akan memberikan manfaat;
• menentukan faktor-faktor penentu keberhasilan layanan;
• mengembangkan spesifikasi berdasarkan hasil yang dibutuhkan oleh pelanggan,
termasuk utilitas dan garansi yang diperlukan;
• mengembangkan melalui manajemen permintaan pemahaman tentang prioritas pelanggan dalam kaitannya dengan pola aktivitas bisnis (PBAs).

Pada tahap awal pengembangan strategi layanan, yang pertama, detail konseptual layanan baru akan diambil dalam portofolio layanan dan layanan baru akan memulai perjalanannya melalui siklus hidupnya. Melalui manajemen portofolio layanan, penawaran layanan baru akan dimasukkan ke dalam konteks yang lebih luas dari layanan lain, tren bisnis, regulasi, pasar yang sedang berkembang, teknologi baru, persaingan, risiko, dan sebagainya. Kasus bisnis, yang dikembangkan bersama dengan manajemen keuangan, akan mencerminkan faktor-faktor ini dan menjelaskan mengapa strategi layanan yang dikembangkan mewakili cara terbaik ke depan serta menggambarkan bagaimana dan sejauh mana itu akan memberikan nilai.
Hasil dari proses strategi layanan adalah keputusan untuk melanjutkan layanan atau tidak. Layanan yang disetujui adalah 'carteran' pada titik mana mereka siap untuk bergerak maju ke desain layanan. Pengalihan ke desain layanan memerlukan produksi paket layanan, yang menjelaskan secara rinci layanan TI yang akan dikirimkan ke pelanggan, termasuk tingkat layanan yang akan dicapai dan layanan pendukung yang akan mendukung penyampaiannya.

Paket Layanan

Paket layanan adalah dua atau lebih layanan yang telah digabungkan untuk menawarkan solusi untuk jenis kebutuhan pelanggan tertentu atau untuk mendukung hasil bisnis tertentu. Paket layanan dapat terdiri dari kombinasi layanan inti, memungkinkan layanan dan meningkatkan layanan. Paket layanan menyediakan tingkat utilitas dan garansi khusus.

Opsi Layanan

Opsi layanan adalah pilihan utilitas dan jaminan yang ditawarkan kepada pelanggan oleh intinya
paket layanan atau layanan.

Aset Layanan

Dalam memberikan layanan, penyedia layanan TI memanfaatkan asetnya sendiri untuk menambah nilai pada aset pelanggan dan menghasilkan nilai bagi organisasi.
Aset yang digunakan oleh penyedia layanan TI dapat dijelaskan dalam hal kemampuannya dan sumber daya.
Pengembangan strategi layanan yang berhasil perlu dibangun pada pemahaman tentang aset layanan yang dapat dimasukkan ke dalam bermain dalam pemberian layanan.
Membuat asumsi tentang kemampuan organisasi untuk meningkatkan basis aset layanannya, terutama kemampuannya, memperkenalkan elemen risiko yang perlu diakui, dipahami, dan dikelola.

Nilai

Gagasan bahwa layanan menambah nilai merupakan hal mendasar untuk penyediaan layanan TI dan merupakan masukan utama untuk pengembangan strategi layanan.
penghematan keuangan atau peningkatan pendapatan, tetapi juga dalam hal manfaat seperti kualitas layanan, yang kurang mudah diukur dan sering bergantung pada persepsi pelanggan atau pengguna layanan. Prinsip bahwa nilai bergantung pada persepsi pelanggan mengarahkan kita untuk menyimpulkan bahwa strategi layanan yang efektif membutuhkan cara berpikir, 'pola pikir pemasaran', yang menangkap perspektif pelanggan, yang melaluinya.
kita dapat memahami pelanggan dan hasil yang benar-benar dihargai oleh pelanggan dan mengapa, dan sejauh mana mereka dihargai.

Proses Pengelolaan Layanan Otomatis

Mengotomasi proses bisnis memberikan utilitas dan garansi yang lebih tinggi menghasilkan kinerja dan nilai yang lebih baik dari layanan dan aset pelanggan. Hal yang sama berlaku untuk manajemen layanan TI.
manajemen layanan yang efektif di semua tetapi organisasi terkecil tidak dapat dibayangkan tanpa tingkat otomatisasi. Sebagai contoh, manajemen konfigurasi berdasarkan catatan kertas hampir tidak dapat menyampaikan dalam organisasi apa pun
skala signifikan. Di luar tingkat dasar ini, kita dapat mengidentifikasi sejumlah area di mana otomatisasi dapat meningkatkan kemampuan. Sebagai contoh:
          Pemantauan dan pengukuran sejauh tidak dimungkinkan dengan cara lain, menangani tingkat kerumitan dan volume yang tinggi terlepas dari waktu atau lokasi.
          Menghasilkan peringatan otomatis membantu kita merespons lebih cepat ke acara,
membantu kami mempertahankan ketersediaan layanan.
          Alat penemuan memungkinkan kami untuk mempertahankan sistem manajemen konfigurasi terbaru dan mengidentifikasi serta menangani berbagai masalah terkait kontrol.
          Pemodelan dan simulasi yang canggih membantu kami merancang infrastruktur dan aplikasi, dan memodelkan opsi kompleks untuk penyampaian layanan.
          Kecerdasan buatan mampu menawarkan berbagai kemampuan dari analisis akar masalah, melalui sistem alarm dan kontrol yang canggih, hingga penjadwalan dan pengelolaan sumber daya yang kompleks.
          Sistem manajemen alur kerja meningkatkan layanan dan efisiensi pelanggan di berbagai proses.

Sangat penting untuk manajemen layanan TI, itu juga memungkinkan kami untuk mengintegrasikan seluruh proses dan fungsi manajemen layanan yang berbeda, misalnya melalui peningkatan koherensi, alur kerja bersama dan proses eskalasi, alarm dan peringatan bersama, komunikasi antar-proses yang lebih baik, berbagi informasi dan pembelajaran organisasi. Ini meningkatkan efisiensi, membantu mengurangi kesalahan dan duplikasi usaha, dan memberikan nilai yang lebih baik dan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.

Daftar Pustaka : Brewster, Ernest, Richard Griffiths, Aidan Lawes dan John Sansbury. 2012. IT Service Management. Chippenham : BCS


0

MANAJEMEN LAYANAN (SERVICE MANAGEMENT)



Menurut ITIL (Information Technology Infrastructre Library) , Layanan adalah sebuah layanan sarana penyampaian nilai kepada pelanggan dengan memfasilitasi hasil yang ingin pelanggan untuk dicapai tanpa kepemilikan biaya dan risiko spesifik. Hasil yang inginkan pelanggan untuk dicapai adalah alasan mereka membeli atau menggunakan layanan tersebut. Hal seperti ini biasanya dilakukan sebagai tujuan bisnis tertentu seperti untuk memberikan pelayanan negara pada warga denga cara yang hemat biaya.
Biasanya masyarakat memang menggunakan jasa manajer profesional untuk memberikan pelayanan karena mereka tidak memiliki keahlian, waktu atau kecendrungan untuk mengambil keputusan dan pengelolaan investasi secara individu. Mereka akan memberikan kepercayaan selama kinerja para manajer profesional memberikan nilai dengan harga yang sesuai.
Jadi, manajemen pelayanan adalah seperangkat kemampuan organisasi khusus untuk memberikan nilai kepada pelanggan dalam bentuk layanan.
manajemen pelayanan adalah apa yang memungkinkan penyedia layanan untuk:

  • memahami layanan yang mereka sediakan baik dari perspektif konsumen dan penyedia;
  • memastikan bahwa layanan benar-benar jangan memfasilitasi hasil yang ingin pelanggan mereka untuk mencapai;
  • memahami nilai dari layanan kepada pelanggan mereka dan karenanya kepentingan relatif mereka;
  • memahami dan mengelola semua biaya dan risiko yang berkaitan dengan pemberian layanan tersebut.

manajemen pelayanan memiliki hak yang jelas untuk menganggap dirinya sebagai sebuah profesi, dan latihan disiplin manajemen pelayanan sebagai praktek profesional dilakukan dan didukung oleh komunitas global ditarik dari semua sektor pasar.

‘Praktik Terbaik’ vs ‘Praktik Baik’

‘Praktek Terbaik’, istilah umumnya mengacu pada ‘cara terbaik untuk melakukan sesuatu’. Ide dibalik ‘Praktik Terbaik’ adalah seseorang membuat spesifikasi untuk apa yang diterima oleh masyarakat luas sebagai pendekatan terbaik untuk setiap situasi yang diberikan. Lalu membandingkan kinerja sebenarnya terhadap praktik terbaik  dan menentukan apakah kualitas dalam prestasi kerja kurang atau tidak.
Usaha tidak harus mencoba untuk ‘menerapkan’ praktik terbaik tertentu, tetapi mengadaptasi dan menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka. Untuk melakukan hal ini, mereka juga dapat memanfaatkan sumber sumber lain dari praktik yang baik seperti standar umum dan kerangka kerja.


 Sumber-sumber ini memiliki karakteristik yang berbeda:
  ·         kerangka kerja umum dan standar yang telah divalidasi di lingkungan yang beragam.
  ·         Pengetahuan dari mereka secara luas didistribusikan di antara para profesional industri.
  ·         Pelatihan dan sertifikasi program yang tersedia untuk umum.
  ·         Akuisisi pengetahuan melalui pasar tenaga kerja lebih mudah dicapai

Pengetahuan milik perusahaan dan individu biasanya disesuaikan dengan konteks dan bisnis yang spesifik lokal kebutuhan organisasi.

Kerangka ITIL
ITIL bukanlah standar dalam pengertian formal, melainkan kerangka kerja yang merupakan sumber praktik yang baik dalam manajemen pelayanan. Standar untuk IT Service Management (ITSM) adalah ISO / IEC 20000, yang selaras dengan, namun tidak bergantung pada, ITIL
Perpustakaan ITIL memiliki komponen-komponen berikut:

   ITIL Inti: Publikasi menggambarkan praktek terbaik generik yang ini berlaku untuk semua jenis organisasi yang memberikan layanan kepada bisnis.
   ITIL Bimbingan Pelengkap: Satu set publikasi dengan panduan spesifik untuk sektor industri, jenis organisasi, model operasi dan arsitektur teknologi.

Tujuan dari kerangka kerja pengelolaan layanan ITIL adalah untuk memberikan panduan yang berlaku untuk semua jenis organisasi yang menyediakan layanan TI untuk bisnis, terlepas dari ukuran, kompleksitas, atau apakah mereka adalah penyedia layanan komersial atau divisi internal bisnis.
Solusi berbasis ITIL telah berhasil dikerahkan ke seluruh dunia selama 20 tahun. Selama ini, kerangka kerja telah berkembang pesat. Publikasi asli, yang jumlahnya lebih dari 40, cenderung menjadi topik tunggal dan berbasis fungsi. Iterasi berikutnya mengurangi jumlah buku secara signifikan, mengambil tampilan berbasis proses dan menggabungkan topik untuk memperkuat sifat terpadu dari solusi manajemen layanan. Iterasi terbaru, Edisi 2011, sekarang menyediakan pendekatan siklus hidup layanan holistik yang lebih luas.
Sayangnya, sebagian besar fokus dalam program pembelajaran adalah berdasarkan definisi terminologi dan proses yang disertakan dalam volume ITIL, yang berarti bahwa individu tidak selalu diperlengkapi untuk membuat keputusan yang diperlukan tentang bagaimana menerapkan proses dan fungsi utama. Organisasi tidak boleh berusaha untuk 'menerapkan ITIL', tetapi untuk menerapkan solusi manajemen layanan yang berdasarkan ITIL yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Inti dari ITIL

Siklus hidup layanan adalah pendekatan terhadap manajemen layanan TI yang menekankan pentingnya koordinasi dan pengendalian berbagai fungsi, proses dan sistem yang diperlukan untuk mengelola siklus penuh layanan TI. Pendekatan siklus manajemen layanan mempertimbangkan strategi, perancangan, transisi, operasi dan peningkatan terus menerus layanan TI.
Siklus hidup layanan dijelaskan dalam seperangkat lima terbitan dalam rangkaian inti dari ITIL. Dari definisi awal dan analisis persyaratan bisnis dalam strategi layanan (SS) dan desain layanan (SD), melalui migrasi ke lingkungan hidup dalam transisi layanan (ST), operasi hidup dan peningkatan operasi layanan (SO) dan peningkatan layanan berkelanjutan (CSI ). Istilah 'terus-menerus' digunakan untuk memilih 'terus-menerus' untuk menekankan bahwa kegiatan ini tidak dilakukan secara konstan, namun sebagai serangkaian tindakan yang direncanakan dan dikendalikan.



Strategi layanan adalah pusat dimana segala sesuatu berputar. Strategi mengendalikan semua keputusan yang akan diambil.

Bahan Pelengkap

Meskipun bahan pada inti cenderung terbilang konstan, bahan pelengkap cenderung lebih dinamis. Bahan pelengkap bisa berbentuk buku atau bahan berbasis web dan bisa bersumber dari industri yang lebih luas, bukan dari kantor kabinet atau kantor alat tulis. Publikasi lain yang berfokus pada sektor pasar tertentu, teknik atau teknologi lebih mungkin diproduksi oleh organisasi seperti ITSMF atau oleh komunitas vendor.

Material Terkait

Terlepas dari standar ISO / IEC 20000, ITIL juga melengkapi banyak standar, kerangka kerja dan pendekatan lainnya. Tidak satu pun dari barang-barang ini akan menyediakan segala sesuatu yang ingin digunakan perusahaan dalam mengembangkan dan mengelola bisnis mereka. Rahasianya adalah menarik mereka untuk wawasan dan bimbingan mereka sebagaimana mestinya. Di antara banyak pendekatan pelengkap seperti itu adalah:
• Balanced scorecard: Alat manajemen yang dikembangkan oleh Dr Robert Kaplan dan Dr David Norton. Scorecard seimbang memungkinkan strategi dipecah menjadi indikator kinerja utama (KPI). Kinerja terhadap KPI digunakan untuk menunjukkan seberapa baik strategi tersebut tercapai. Sebuah balanced scorecard memiliki empat area utama, masing-masing dipertimbangkan pada berbagai tingkat detail di seluruh organisasi.
• COBIT: Mengendalikan Tuntutan Informasi dan Teknologi terkait memberikan panduan dan praktik terbaik untuk pengelolaan proses TI. COBIT diterbitkan oleh IT Governance Institute.
• CMMI-SVC: Kemampuan Maturity Model Integration adalah pendekatan peningkatan proses yang memberi elemen penting bagi proses penyempurnaan proses yang efektif. CMMI-SVC adalah varian yang ditujukan untuk pendirian layanan,
manajemen, dan pengiriman.
• EFQM: Yayasan Eropa untuk Manajemen Mutu adalah kerangka kerja untuk sistem manajemen organisasi.
• eSCM-SP: Model Kemampuan eSourcing untuk Penyedia Layanan adalah kerangka kerja untuk membantu penyedia layanan TI mengembangkannya
Masing-masing memberikan kontribusi yang berbeda, seperti yang dapat diduga dari uraian singkat, apakah itu sebagai undang-undang yang harus dipenuhi, sebagai standar untuk cita-cita atau sebagai metode untuk mengukur keberhasilan.
Model Manajemen Layanan ITIL
Apakah layanan disediakan oleh unit internal organisasi atau dikontrakkan ke agen eksternal, semua layanan harus didorong semata-mata oleh kebutuhan bisnis dan dinilai berdasarkan nilai yang mereka berikan kepada organisasi. Oleh karena itu pembuatan keputusan dibuat dengan bisnis.



Gambar 1.3 menggambarkan bagaimana siklus hidup layanan dimulai dari perubahan persyaratan di tingkat bisnis. Pernyataan baru atau perubahan ini diidentifikasi dan disetujui pada tahap strategi pelayanan dan terdokumentasi. Masing – masing paket tersebut akan memiliki serangkaian hasil bisnis yang terkait.
Paket dilalui ke tahap perancangan layanan di mana solusi layanan diproduksi, menentukan segala sesuatu yang diperlukan untuk menjalankan layanan ini melalui tahap siklus yang tersisa. Solusi dapat dikembangkan secara internal atau terdiri dari komponen yang diimpor yang terintegrasi secara internal.
Definisi desain dilalui ke tahap transisi layanan, di mana layanan dibuat, dievaluasi, diuji dan divalidasi, dan dialihkan ke lingkungan live, di mana ia memasuki tahap operasi layanan langsung. Fase transisi juga bertanggung jawab untuk mendukung layanan di awal kehidupannya dan penghentian dari layanan apa pun yang tidak lagi diperlukan.
Operasi layanan berfokus pada penyediaan layanan operasional yang efektif dan efisien untuk memberikan hasil dan nilai bisnis yang dibutuhkan kepada pelanggan.
Peningkatan layanan secara terus menerus mengidentifikasi peluang untuk perbaikan (yang mungkin terjadi di manapun dalam tahap siklus hidup) berdasarkan pengukuran dan pelaporan efisiensi, efektivitas, efektivitas biaya dan kepatuhan layanan itu sendiri, teknologi yang digunakan dan manajemen layanan proses yang digunakan untuk mengelola komponen-komponen ini. Meskipun pengukuran dilakukan selama fase operasional, perbaikan dapat diidentifikasi untuk setiap fase siklus hidup.

Konsep Kunci

Nilai
Dari definisi layanan sebelumnya, jelas bahwa fokus utamanya adalah pada
memberikan nilai kepada konsumen jasa. Nilai dibuat dengan memberikan layanan yang tepat pada kondisi yang tepat.
Nilai dibuat melalui dua komponen:
• Utilitas: Nilai dalam bentuk dari apa yang pelanggan dapatkan dari layanan.
• Garansi: Nilai dalam bentuk bagaimana 'utilitas' ini dikirim ke pelanggan
Jadi dapat kita ketahui bahwa :
UtilitasMerupakan fungsi yang ditawarkan oleh produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
JaminanYaitu janji atau jaminan bahwa produk atau layanan akan memenuhi persyaratan yang disepakati

Baik utilitas maupun garansi tidak dapat memberikan nilai penuh tersendiri. Suatu produk atau layanan dapat melakukan apa yang dibutuhkan pelanggan, namun jika kinerjanya buruk, atau tidak tersedia, tidak aman atau tidak dapat diandalkan, produk atau layanan tidak dapat memberikan nilai maksimal. Sebaliknya, layanan tidak akan memberikan nilai jika tidak menyediakan fungsi yang dibutuhkan, meskipun mungkin sangat tersedia, dapat diandalkan dan aman serta menawarkan tingkat kinerja yang tinggi.




Gambar 1.4 menunjukkan bahwa nilai hanya tercipta saat utilitas dan garansi terpenuhi. Kemampuan pelanggan untuk menyadari nilai dari layanan TI bergantung pada utilitas yang terkait dengan layanan dan sejauh mana mereka dapat bergantung pada pengiriman layanan yang konsisten (garansi servis).
Aset Layanan
Penyedia layanan menciptakan nilai melalui penggunaan aset mereka dalam bentuk sumber daya dan kemampuan.
Sumber Daya
Istilah generik yang mencakup infrastruktur TI, orang, uang, atau hal lain yang mungkin membantu memberikan layanan TI. Sumber daya dianggap aset dari organisasi.
Kemampuan
Kemampuan organisasi, orang, proses, aplikasi, item konfigurasi atau layanan TI untuk melakukan suatu kegiatan. Kemampuan adalah aset tidak berwujud dari suatu organisasi.



Gambar 1.5 menunjukkan bagaimana penyedia layanan TI menggunakan aset layanannya dalam bentuk sumber daya dan kemampuan untuk menciptakan setiap layanan yang diberikannya.
Perbedaan utama antara aset sumber daya dan aset kemampuan adalah bahwa, biasanya, sumber daya dapat dibeli di pasar sementara kemampuan khusus hanya dapat dikembangkan dari waktu ke waktu.
Kemampuan khas dari penyedia layanan, seringkali sangat tidak berwujud, membedakannya dari pesaingnya, dan memungkinkannya menarik dan mempertahankan pelanggan dengan menawarkan proposisi nilai yang unik.
Unit bisnis yang menyediakan layanan ini juga akan memiliki sumber daya dan kemampuan yang dimanfaatkan untuk memberikan layanan akhir kepada pelanggan.

Model layanan

Model layanan menjelaskan bagaimana penyedia layanan menciptakan nilai untuk portofolio pelanggan yang diberikan dengan menghubungkan permintaan layanan dari aset pelanggannya dengan aset layanan penyedia layanan.
Model layanan dapat mencakup:
                    peta proses;
                    Diagram alur kerja;
                    model antrian;
                    pola aktivitas.

Fungsi, Proses dan Peran
Istilah fungsi, proses dan peran sering membingungkan. Ini tidak mengherankan karena begitu saling terkait. Selain itu, cara kata-kata yang digunakan di ITIL adalah tepat, dan mungkin membingungkan dengan cara kata-kata ini digunakan secara lebih umum.
Fungsi
Tim atau sekelompok orang dan alat yang mereka gunakan untuk menjalankan satu atau lebih proses atau aktivitas (mis., Layanan meja atau operasi TI). Orang-orang dalam sebuah fungsi menentukan peran yang mereka lakukan untuk memberikan hasil yang dibutuhkan
Proses
Suatu proses adalah serangkaian kegiatan terstruktur yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu.
Peran
kumpulan tanggung jawab, aktivitas dan wewenang yang diberikan kepada seseorang atau tim. Peran didefinisikan dalam suatu proses atau fungsi. Satu orang atau tim mungkin memiliki banyak peran (misal, peran manajer konfigurasi dan manajer perubahan dapat dilakukan oleh satu orang).
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, harus ada satu peran yang bertanggung jawab atas setiap tugas atau proses tertentu. ITIL menganjurkan agar empat peran generik harus didefinisikan:
Pemilik proses - bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua aktivitas dalam proses dilakukan dengan tanggung jawab untuk:
• mendefinisikan strategi proses;
• membantu dengan disain proses;
• memastikan bahwa dokumentasi proses tersedia dan terkini, dan semua staf dilatih dengan benar;
• menentukan kebijakan dan standar yang harus diikuti;
• menentukan KPI dan audit untuk memastikan bahwa proses tersebut diikuti dengan benar
dan efektif dan efisien;
• meninjau perangkat tambahan yang diusulkan dan memberikan masukan untuk rencana peningkatan layanan.
Manajer proses - bertanggung jawab atas pengelolaan operasional sebuah proses dengan tanggung jawab untuk:
• memastikan keberhasilan pelaksanaan kegiatan proses;
• pengelolaan proses praktisi yang melakukan peran proses;
• Mengelola persyaratan sumber daya proses;
• memantau dan melaporkan kinerja proses;
• Mengidentifikasi dan mempromosikan peluang peningkatan proses dan memasukkannya ke dalam daftar CSI.
Praktisi proses - bertanggung jawab untuk melakukan satu atau lebih aktivitas proses termasuk:
• bekerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan kontribusi mereka efektif;
• Memvalidasi dan memastikan integritas input proses, keluaran dan interface untuk prosesnya;
• Memelihara catatan kegiatan proses dan tindakan yang terkait.
Pemilik layanan - bertanggung jawab kepada pelanggan atas layanan tertentu yang bertanggung jawab untuk:
• bertindak sebagai kontak pelanggan utama untuk semua pertanyaan terkait layanan dan
isu, dan sebagai eskalasi untuk insiden besar;
• mewakili layanan dalam dewan penasihat perubahan (change advisory board / CAB) dan pertemuan pelanggan;
• berpartisipasi dalam menegosiasikan SLA dan OLA, dan memastikan layanan didefinisikan dengan benar dalam katalog layanan;
• memastikan bahwa layanan disampaikan sesuai kesepakatan (yaitu tingkat layanan terpenuhi);
identifying opportunities for improving the service provided;
ensuring that effective service monitoring is implemented.
Keterkaitan antara fungsi, proses dan peran




Gambar 1.7 menggambarkan keterkaitan yang khas antara ketiga entitas. Proses dapat mencakup satu atau lebih fungsi dan memerlukan aktivitas yang akan dilakukan oleh satu atau lebih peran dalam fungsi apapun. 

Matriks Otoritas

Matriks otoritas sering digunakan di dalam organisasi untuk menunjukkan peran dan tanggung jawab spesifik dalam kaitannya dengan proses dan aktivitas. Model RACI adalah contoh matriks otoritas. Ini digunakan untuk memetakan proses kegiatan untuk peran yang terlibat dalam pelaksanaannya.
Dalam model RACI, setiap aktivitas harus memiliki peran yang diidentifikasi sebagai akuntabel dan bertanggung jawab, sedangkan yang dikonsultasikan dan diinformasikan bersifat opsional. Harus ada satu peran yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas.
Memisahkan peran keterlibatan dari organisasi memungkinkan fleksibilitas dalam penerapan hubungan aktivitas peran dengan realitas dan kendala desain organisasi:
                    Mengetahui bahwa proses (atau aktivitas) yang sama dapat dilakukan oleh lebih dari satu peran atau unit organisasi.
                    Ini memungkinkan desain organisasi berubah tanpa mempengaruhi model proses yang
mendasarinya
                    Ini mengenali kendala organisasi yang beragam secara geografis yang mungkin harus menggabungkan banyak tanggung jawab dalam peran yang lebih sedikit di lokasi yang lebih kecil.
• Memungkinkan organisasi kompleks yang mencakup beragam bisnis untuk mengadopsi model proses mendasar yang sama tanpa adaptasi yang luas.

Proses dan fungsi ITIL
Tabel 1.1 mencantumkan proses dan fungsi manajemen layanan ITIL dalam urutan abjad, mengidentifikasi publikasi di mana mereka terutama didefinisikan
 
   



 
Daftar Pustaka : Brewster, Ernest, Richard Griffiths, Aidan Lawes dan John Sansbury. 2012. IT Service Management. Chippenham : BCS